Main Article Content

Abstract

Paradigma pendidikan multikultural bermanfaat untuk membangun kohesifitas, soliditas
dan intimitas di antara keragamannya etnik, ras, agama, budaya dan kebutuhan dalam
kehidupan bersama. Di Indonesia, pendidikan multikultural relatif baru dikenal sebagai suatu
pendekatan yang dianggap lebih sesuai bagi masyarakat Indonesia yang heterogen, terlebih
pada masa otonomi dan desentralisasi yang baru dilakukan. Sebagai kemampuan atau
kompetensi yang diajarkan di sekolah, maka pendidikan mutikultural perlu merumuskan
model evaluasi pembelajaranya sehingga ketercapaian tujuan pembelajaran dapat diketahui.
Langkah awal dalam evaluasi adalam merumuskan standar kompetensi pendidikan
multikultural yang selanjutnya dari standar kompetensi ini dijabarkan lebih lanjut dalam
kompetensi dasar . Dalam kompetensi dasar diuraikan lebih lanjut dalam indikator yang
selanjutnya dari indikator dapat disusun item-item tes sehingga tujuan pembelajaran dapat
diketahui

Keywords

Pendidikan Multikultural Standar Kompetensi

Article Details

References

  1. Donny Gahral Adian (2004), Qua Vadis Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia, Makalah ,
  2. tidak diterbitkan
  3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
  4. Nasional
  5. Pupu Saiful Rahmat(2008), Pendidikan Multikultural, Sebuah kajian terhadap MasalahMasalah sosial yang terjadi Dewasa ini, Makalah, Universitas Kuningan
  6. Choirul Mahfud (2009), Pendidikan Multikultural ,Yogyakarta: Pustaka Pelajar
  7. A Fuad Fanani(2004), Islam Mazhab Kritis: Menggagas Keberagaman Liberati, Jakarta:
  8. Kompas Gramedia
  9. Kamanto Sunarto (2004), Multicultural Education in Schools, Challenges in its
  10. Implementation, dalam jurnal Multicultural Education in Indonesia and South East Asia,
  11. edisi I,
  12. Clarry Sada ( 2004), Multicultural Education in Kalimantan barat: an Overview, dalam jurnal
  13. Multicultural Education in Indonesia and South East Asia, edisi I,
  14. Ainurrofiq Dawam(2003), Emoh sekolah: menolak “Komersialisasi Pendidikan dan
  15. Kanibalisme Intelektual , Yogyakarta: Inspeal Ahimsakarya press, cetakan pertama.
  16. Sax, G (1980). Priciples of educational and psychological measurement and evaluation.
  17. Belmont, California:Wadsworth Publishing Company
  18. Thissen, D & Wainer, H. (2001). Test scoring. Mahwah, NJ: Lawrence Erlbaum Associates,
  19. Inc
  20. Retno, S.S.(1999). Proses Belajar Mengajar: Penilaian Hasil Belajar, Semarang: IKIP
  21. Semarang Press.