Main Article Content

Abstract

Dahulu keluarga inti merupakan struktur organisasi terkecil yang terdiri dari ayah, ibu dan anak. Sudah ada pergeseran dalam struktur keluarga yaitu ada keluarga yang hanya terdiri dari orang tua tunggal dan anak (ibu dan anak atau ayah dan anak). Seorang single parent perlu kemampuan menyelesaikan tantangan tersebut. Seorang single parent perlu mempunyai kecerdasan dalam menghadapi kesulitan yang dihadapi. Menurut Stoltz (2000), kecerdasan menghadapi kesulitan atau hambatan dan kemampuan bertahan dalam berbagai kesulitan hidup dan tantangan yang dialami disebut Adversity Quotient. Masalah yang akan diteliti adalah: Bagaimana single parent kalurahan Tegal Timur menyesuaikan diri dengan status barunya? Bagaimana meningkatkan Adversity Quotient (AQ) single parent di kalurahan Tegal Timur ? Tujuan : Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu single parent di kalurahan Tegal Timur untuk menyesuaikan diri dengan status barunya. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu single parent di kalurahan Tegal Timur untuk meningkatkan Adversit Quotient yang dimiliki. Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengurangi dampak negatif single parent. Metode penelitian : Pada studi kasus ini, peneliti memberikan skala sikap kepada subjek yang merupakan sampel dari single parent di kalurahan Tegal Timur. Skala sikap yang digunakan menggunakan skala Likert yang sudah dimodifikasi. Selain skala sikap peneliti juga menggunakan metode penelitian Field Research. Analisa data kualitatif menggunakan analisa Deskriptif kualitatif Dari total responden penelitian ini yang merupakan single parents, hanya 10% yang mempunyai type climber. Ada banyak faktor yang menyebabkan hal tersebut. Antara lain adalah tumbuhnya kesadaran bahwa responden mempunyai tanggung jawab ganda, yaitu sebagai ibu dan bapak bagi anak-anaknya. Yang bertugas mencari nafkah untuk menghidupi anak-anaknya sekaligus mengayomi anak-anak tersebut. Bukan hal yg mudah untuk menumbuhkan kesadaran tersebut dalam diri 90% responden yang lain. Maka tindak lanjut dari penelitian ini adalah mengadakan konseling dan pembimbingan kepada 90% responden tersebut untuk mulai move on, dan bangkit. Berjuang untuk diri sendiri dan anak-anaknya, tidak terlalu lama terpuruk dan menyesali keadaan. Menemukan potensi positif dalam diri responden untuk kembali menemukan jatidiri.

Keywords

Single Parents Advertise Quotation

Article Details