Main Article Content

Abstract

Hasil temuan dalam pembelajaran mikrobiologi di program studi DIII Farmasi Politeknik
Harapan Bersama Tegal menunjukkan perkuliahan lebih di dominasi oleh model ceramah,
tanya jawab dan pemberian tugas. Imbas dari keadaan ini berdampak pada rendahnya
kemampuan pemecahan masalah mahasiswa. Sebagian besar mahasiswa lebih terfokus
pada menghafal konsep materi yang diajarkan. Dosen juga tidak memberikan
pembelajaran yang mengarah pada peningkatan kemampuan pemecahan masalah. Oleh
karena itu, dilakukan penelitian tindakan kelas (PTK) menggunakan model pembelajaran
Problem-based Learning (PBL) untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
mahasiswa Farmasi Politeknik Harapan Bersama Tegal pada mata kuliah mikrobiologi.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research), yang
berlangsung selama tiga siklus. Alur penelitian dimulai dari tahap perencanaan,
pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi. Subyek penelitian ini yaitu mahasiswa
DIII Farmasi Politeknik Harapan Bersama Tegal semester satu berjumlah 30 orang yang
sedang menempuh mata kuliah mikrobiologi pada tahun pelajaran 2015/2016. Waktu
pelaksanaan PTK yaitu tanggal 30 September – 28 Oktober 2015. Perangkat pembelajaran
yang dipersiapkan antara lain Satuan Acara Perkuliahan (SAP), alat evaluasi, lembar
observasi dan lembar kerja untuk diskusi. Data dianalisis dengan melihat ketuntasan
belajar siswa yaitu persentase siswa yang mendapat skor ≥ 65.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketuntasan belajar mahasiswa pada siklus I
sebesar 13 %, pada siklus II sebesar 40% sedangkan pada siklus III meningkat menjadi
63 %. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran PBL mampu
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah mahasiswa.

Keywords

Kemampuan Pemecahan Masalah Problem-Based Learning

Article Details

References

  1. Arends, R.I. (2007). Learning to
  2. teach. New York: The
  3. McGraw-Hill Companies, Inc.
  4. --------------. (2008). Learning to
  5. Teach: Belajar untuk
  6. mengajar. (Terjemahan
  7. Soetjipto, H.P & Mulyantini,
  8. S.). Yogyakarta: Pustaka
  9. Pelajar.
  10. Huitt, W. (1992). Problem solving
  11. and decision making. Jurnal
  12. Psychological, 24, 33-44.
  13. Jacobsen, D.A., Eggen, P., &
  14. Kauchak, D .(2009). Methods
  15. for teaching: Metode-metode
  16. pengajaran meningkatkan
  17. belajar siswa TK-SMA edisi 8.
  18. (Terjemahan Fawaid, A. &
  19. Anam, K.). New JerseyColumbus: Pearson
  20. Education, Inc.(Buku asli
  21. diterbitkan tahun 2009).
  22. Jozwiak, J. (2004). Teaching
  23. problem solving skill to adult.
  24. Proquest Education Journal,
  25. 33(1), 19-34.
  26. Mourtos, N.J, Okamoto, N.D &
  27. Rhee, J. (2004). Defining,
  28. teaching, and assessing
  29. problem solving skills. UICEE
  30. Annual Conference on
  31. Engineering Education, 2, 1-
  32. 5.
  33. Muijs, D., & Reynold, D. (2006).
  34. Effective teaching-evidence
  35. and practice. London: Sage
  36. Publications Ltd.
  37. Nitko, A. J., & Brookhart, S. M.
  38. (2011). Educational
  39. assesment of students.
  40. Columbus: Pearson
  41. Education, Inc.
  42. Pollock, L. R & William, J. M.G.
  43. (1998). Problem solving and
  44. suicidal behavior. Proquest
  45. Education Journal, 28 (4),
  46. 375-387.
  47. Rusman. (2011). Model-model
  48. pembelajaran. Jakarta: PT
  49. Raja Grafindo Persada.
  50. Sharron & McElmeel. (2002).
  51. Character education.
  52. Colorado: Teacher Ideas
  53. Press.
  54. Susilo, A.B. (2012).
  55. Pengembangan model
  56. pembelajaran IPA berbasis
  57. masalah untuk meningkatkan
  58. motivasi belajar dan
  59. kemampuan berpikir kritis
  60. peserta didik smp. Journal of
  61. Primary Educational, 1 (1),
  62. 57-63